Menyusui merupakan masa di mana seorang ibu harus benar-benar memperhatikan kualitas dan kuantitas asupan gizinya. Agar produksi air susu ibu (ASI) melimpah, ibu menyusui (Busui) harus tercukupi asupan cairan berikut gizi dari makanan. Wajar jika kemudian ibu menyusui banyak mencari referensi jenis dan makanan yang mendukung program ASI eksklusif. Tak jarang, di antara banyaknya informasi seputar makanan untuk Busui, hadir pula mitos seputarnya. Salah satunya tentang makan ikan. Busui yang makan ikan disebut-sebut ASI-nya bakal berbau amis.
Kehamilan, melahirkan hingga menyusui memang merupakan proses yang banyak mengubah kehidupan seorang perempuan. Karena itu, banyak dijumpai mitos seputar kehamilan, melahirkan dan menyusui. Tak ketinggalan pula seputar konsumsi makanan pada Busui. Ikan atau makanan laut (seafood) lainnya memang dikenal memliki aroma amis. Karena itu Busui yang makan ikan ditengarai bakal menghasilkan ASI yang bau amis pula. Benarkah demikian? Ternyata hal itu hanyalah mitos semata.
Ikan, utamanya ikan laut dalam merupakan salah satu sumber makanan terbaik bagi ibu menyusui. Kandungan asam lemak omega 3 pada ikan laut, penting untuk perkembangan otak bayi, penguatan dinding sel, mencegah jantung koroner dan mengontrol kolesterol dalam darah. Lembaga regulator urusan makanan dan obat-obatan Amerika Serikat, Food and Drug Administration (FDA), menyebut, dunia kesehatan justru membuktikan bahwa pembatasan atau bahkan menghindari konsumsi makanan tertentu selama kehamilan dan menyusui, termasuk ikan maupun seafood, dapat menyebabkan anak kekurangan nutrisi penting yang diperlukan untuk tumbuh kembangnya.
Ikan diketahui mengandung nutrisi penting untuk bayi, seperti kalsium, protein, dan asam lemak omega-3. Kalsium diperlukan pertumbuhan tulang anak, protein diperlukan untuk membangun dan memperbaiki sel-sel tubuh. Sedangkan, asam lemak omega-3 diperlukan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan otak si kecil. Asam lemak omega-3 juga untuk berfungsi untuk melindungi kesehatan jantung anak. Keunggulan lainnya adalah kandungan lemaknya yang rendah, tidak seperti daging merah. Jumlah konsumsi ikan yang disarankan untuk Busui setidaknya sebanyak 12 ons per pekan. Jumlah itu setara dengan tiga posri ikan atau seafood setiap pekannya. Namun demikian, perlu diperhatikan pula jenis ikan yang dikonsumsi. Hindari jenis ikan seperti hiu, ikan todak, dan mackerel yang mengandung merkuri tinggi. Salmon, tuna, serta ikan cod diketahui memiliki kandungan merkuri rendah. Merkuri merupakan zat polutan di laut yang mengganggu perkembangan sistem saraf anak.