Ketidakpastian kapan berakhirnya pandemi Covid-19 memang menimbulkan kecemasan. Hal ini bisa berdampak pada kesehatan psikis, bukan hanya pada orang dewasa, tapi juga anak-anak. Sama seperti orang dewasa, anak-anak kehilangan kehidupan normalnya. Mereka tak bisa bebas bermain, bersekolah, bertemu dengan teman, meski kebijakan adaptasi kebiasaan baru (new normal) sudah mulai digulirkan.
Stres pada anak bisa dibaca tanda-tandanya, di mana mereka cenderung mencari perhatian kepada orangtua, atau mengalami gangguan di aktivitas keseharian. Karena itu, orangtua musti memperhatikan dengan seksama. Anak-anak di usia muda, belum mampu mengartikulasikan perasaannya dengan baik. Saat stress, anak usia di bawah lima tahun (Balita) biasanya akan lebih sering ngambek (merajuk), menangis atau jadi lebih manja.
Pada anak usia remaja, tanda-tanda stres bisa berupa menurunnya nafsu makan, kurang tidur, kurang bersemangat dan mengalami gangguan fisik seperti migren atau sakit perut. Orangtua harus waspada jika anak menunjukkan tanda-tanda di atas. Kenali apa yang dibutuhkan buah hati Anda di masa sulit ini, baik itu dukungan, bantuan juga pendampingan.
Ada tiga hal penting untuk mendukung ketahanan anak dalam menghadapi keadaan yang penuh tekanan:
- Pertama, memastikan keamanan fisik dan emosional. Ini termasuk memastikan kebutuhan fisik mereka terpenuhi, seperti makanan, tempat tinggal serta perawatan kesehatan. Demikian juga dengan keamanan emosional, bisa dengan memberikan informasi yang akurat dalam bahasa yang sesuai usia. Pastikan anak tidak mendapatkan informasi simpang siur melalui media sosial. Ajak anak berdiskusi untuk memastikan informasi yang didapatkan bukanlah hoaks.
- Poin kedua, dengan membangun dan menjaga hubungan yang sehat. Ini termasuk membangun dan memperkuat koneksi dengan orang dewasa. Seperti pengasuh, anggota keluarga, guru, hingga teman sebaya. Sesibuk apapun Anda dan pasangan, pastikan selalu ada waktu untuk anak-anak. Anda juga harus mendorong anak untuk tetap berinteraksi dengan orang lain (teman, kerabat) meski melalui media daring. Dengan memanfaatkan teknologi video call, anak akan tetap terhubung dengan dunia sekitarnya.
- Poin yang tak kalah penting, orangtua perlu melatih anak mengatasi dan mengatur emosi, termasuk dalam mengatasi stress yang dialami. Anak, terutama yang masih usia muda, perlu dilatih untuk mengenali dan mengkomunikasikan apa yang ia rasakan. Apakah takut, cemas, kecewa, atau marah. Ini penting agar anak dapat menyampaikan apa yang diinginkan dan dibutuhkannya. Selanjutnya, jika gejala stress pada anak berlangsung lebih dari sebulan, ada baiknya Anda segera berkonsultasi dengan psikolog untuk mendapatkan solusi yang terbaik.