Diumumkannya perubahan jenis kelamin mantan atlet voli putri Tim Nasional (Timnas) Indonesia, Aprilia Manganang, menjadi laki-laki beberapa waktu lalu, sempat mengejutkan banyak kalangan. Berdasarkan hasil pemeriksaan medis, Aprilia yang kini tercatat sebagai anggota aktif TNI tersebut diketahui mengidap hipospadia yang ternyata dialaminya sejak lahir.
Lalu, apa sih sebenarnya hipospadia itu? Ya, kelainan bawaan yang biasanya dialami bayi berjenis kelamin laki-laki ini memang tergolong langka. Istilah tersebut mungkin juga jarang terdengar oleh orang awam.
Nah, untuk mengenal lebih jauh tentang hipospadia, Ayah-Ibu bisa simak penjelasan yang dirangkum Janethes.com dari berbagai sumber berikut ini.
Pada umumnya, pria normal memiliki uretra atau lubang kencing yang terletak di ujung penis. Namun pada orang dengan kelainan hipospadia, uretra tidak terletak di ujung penis, melainkan berada di bagian bawah penis.
Dikutip dari mayoclinic.org, dalam kebanyakan kasus hipospadia, pembukaan uretra berada di dalam kepala penis. Lebih jarang, bukaan di tengah atau pangkal penis. Jarang, lubang berada di dalam atau di bawah skrotum.
Kondisi ini kemungkinan terjadi karena adanya kerusakan akibat kerja hormon-hormon tertentu yang merangsang terbentuknya uretra dan kulup pada saat proses pembentukan penis pada janin laki-laki.
Menurut berbagai referensi, penyebab pasti hipospadia tidak diketahui. Namun dalam kebanyakan kasus, kondisi ini bisa terjadi karena faktor genetik, tapi ada pula yang disebabkan oleh peran lingkungan.
Hipospadia sebenarnya sudah bisa dideteksi sejak dini lewat pemeriksaan fisik, bahkan saat si kecil baru saja lahir. Beberapa tanda yang mungkin bisa Ayah-Ibu curigai sebagai gejala anak mengalami hipospadia di antaranya jika mendapat pembukaan uretra di lokasi selain ujung penis, lekukan penis ke bawah, penampilan penis berkerudung karena hanya bagian atas yang tertutup kulup, atau penyemprotan tidak normal saat buang air kecil.
Jika hipospadia tidak segera diobati atau ditangani, bisa berakibat antara lain penampilan penis yang tidak normal, masalah saat buang air kecil, penis dengan kelengkungan yang tidak normal dengan ereksi, atau ada masalah terkait ejakulasi.
Jika Ayah-Ibu mendapati anak dengan gejala hipospadia, segeralah berkonsultasi dengan dokter agar dilakukan pemeriksaan lebih lanjut dan segera mendapatkan penanganan yang tepat dari ahlinya, seperti pengobatan hingga pembedahan.