Setiap orangtua tentu menginginkan putra-putrinya tumbuh optimal dengan kemampuan kognitif dan motorik yang sesuai di tiap jenjang usia. Meski demikian, tidak semua anak tumbuh dengan kemampuan yang sama di usianya. Ada anak yang susah naik berat badan, ada yang susah berjalan, ada yang terlambat bicara, dan lain-lain. Saat anak memiliki kemampuan bicara yang tidak optimal atau tidak sesuai dengan usianya, maka kemungkinan ia membutuhkan terapi wicara. Terapi wicara merupakan metode yang bertujuan meningkatkan kemampuan bicara serta memahami dan mengekspresikan bahasa.
Seorang anak dikatakan membutuhkan terapi wicara jika ia mengalami gangguan komunikasi akibat terganggunya kemampuan bicara. Beberapa kondisi gangguan kemampuan bicara di antaranya adalah, gagap. Gangguan ini bisa berupa terjadinya pengulangan suku kata atau ucapan yang terhenti pada huruf-huruf tertentu. Berikutnya adalah ketidakjelasan suara. Gangguan jenis ini bisa menyebabkan ketidaknyamanan saat anak berbicara. Biasanya ditandai dengan gangguan pada volume atau ketidakjelasan suara yang keluar. Gangguan tersebut kemudian membuat lawan bicara tidak dapat menangkap perkataan Si Kecil dengan jelas.
Selain gangguan terkait pengucapan, terapi wicara juga mungkin dibutuhkan bagi anak-anak yang mengalami gangguan dalam menerima perkataan orang lain maupun mengekspresikan bahasa. Di antaranya adalah gangguan kosa kata. Anak yang mengalami ini kesulitan menempatkan kata secara bersama-sama untuk membentuk kalimat.
Salah satu tanda anak butuh menjalani terapi wicara adalah terjadinya gangguan kemampuan kognitif, yang berpengaruh pada kemampuan dalam membedakan, mengatur, dan memecahkan masalah. Selain itu, anak juga mendapat kesulitan ketika berkomunikasi akibat adanya gangguan perhatian, memori, dan persepsi. Terapi wicara mungkin juga dibutuhkan oleh anak yang mengalami gangguan autisme. Autisme pada anak berpotensi membuatnya mengalami gangguan bicara dan berkomunikasi nonverbal.
Karena banyaknya ragam gangguan yang membutuhkan terapi wicara, sudah selayaknya para orangtua selalu memantau perkembangan kemampuan Si Kecil. Harapannya, jika memang terjadi gangguan kemampuan komunikasi pada anak, dapat dideteksi sedini mungkin dan diberikan terapi sesegera mungkin untuk mendapatkan hasil yang optimal.