Telapak tangan atau telapak kaki Ananda sering berkeringat hingga basah seperti habis cuci tangan? Padahal dia tidak sedang melakukan aktivitas fisik berlebihan. Udara juga sedang tidak panas. Kondisi seperti ini dialami beberapa anak sehingga membuatnya tidak percaya diri. Telapak tangan yang basah, juga membuat anak sangat terganggu saat mengikuti proses belajar mengajar di kelas.
Kondisi keringat yang berlebihan ini biasa disebut dengan istilah hiperhidrosis. Hiperhidrosis bisa terjadi dengan ditandai telapak tangan ataupun kaki yang basah oleh keringat. Keringat sendiri sebenarnya merupakan cara alami tubuh dalam menyesuaikan dengan lingkungan. Melalui keringat, tubuh membuang racun sehingga lebih sehat. Keringat normalnya muncul ketika melakukan aktivitas fisik, kondisi udara panas dan saat ada tekanan psikologis seperti panik, takut dan grogi. Keringat muncul di dahi, wajah, ketiak, telapak tangan dan kaki.
Sedangkan pada anak yang mengidap hiperhidrosis, keringat sering juga muncul tanpa penyebab di atas. Hiperhidrosis sendiri ada dua jenis, yaitu hiperhidrosis primer dan hiperhidrosis sekunder. Hiperhidrosis primer terjadi karena produksi kelenjar keringat yang berlebihan. Hiperhidrosis primer ditandai dengan keringat berlebih pada satu atau beberapa bagian tubuh yang sifatnya simetris. Bisa kedua telapak tangan atau kedua ketiak. Kondisi seperti ini akan dibawa hingga usia dewasa tanpa ada gangguan kesehatan lain yang menyertainya.
Adapun keringat pada anak yang mengidap hiperhidrosis sekunder dipicu oleh gangguan kesehatan. Gangguan-gangguan kesehatan yang bisa memicu hiperhidrosis sekunder di antaranya hipertiroidisme. Pada kasus ini biasanya penderita mengalami gejala penurunan berat badan dan detak jantung yang tidak normal. Pemicu lainnya adalah terjadinya infeksi, gangguan metabolisme, gangguan hormonal, hipertensi dan diabetes pada anak.
Jika Ananda memperlihatkan gejala lain di luar keringat yang berlebihan pada bagian tubuhnya, sebaiknya tidak menunggu untuk membawanya ke dokter. Selain pemeriksaan fisik, bisa jadi si kecil butuh pemeriksaan darah dan tes laboratorium lainnya yang direkomendasikan dokter untuk menegakkan diagnosis yang tepat.