Selain tongue tie, ada jenis kelainan lain pada mulut bayi yang dikenal dengan istilah lip tie. Baik tongue tie maupun lip tie, sama-sama bisa menjadi kendala dalam momen menyusui si kecil.
Bedanya, tongue tie terjadi di lidah, yakni saat frenulum atau tali lidah yang menghubungkan bagian bawah lidah dengan dasar gusi, terlalu pendek atau terlalu tebal, atau bisa juga frenulum menempel atau mengikat ujung lidah bayi, sehingga lidah menjadi tidak bisa bergerak bebas.
Sedangkan lip tie terjadi karena permasalahan frenulum yang menghubungkan bibir atas dengan gusi rahang atas, yaitu ketika frenulum yang merupakan selaput otot ini terlalu tebal, ketat, atau kaku, sehingga mengakibatkan bayi lebih sulit menggerakkan bibir atasnya.
Pada tingkatan tertentu, gangguan lip tie bahkan bisa mempengaruhi pertumbuhan gigi dan kesehatan gusi buah hati Anda.
Dikutip dari kidzdental.co.id, terdapat 4 klasifikasi lip tie berdasarkan tingkat keparahannya:
Tipe 1: frenulum tipis dan tidak begitu terlihat sehingga tidak mengganggu dan tidak diperlukan penanganan khusus.
Tipe 2: frenulum melekat pada sebagian besar area gusi. Pada umumnya tidak mengganggu atau menimbulkan keluhan.
Tipe 3: frenulum terdapat di area gusi di tempat gigi depan atas akan terbentuk. Sulit menggerakkan bibir dan meningkatkan karies pada gigi depan atas.
Tipe 4: frenulum meluas hingga langit-langit mulut. Biasanya bibir atas menutupi sebagian atau keseluruhan gigi depan, meningkatnya risiko karies pada gigi depan atas.
Pada tipe 3 dan tipe 4 inilah yang biasanya membutuhkan penanganan dari dokter spesialis agar kelainan yang ada, kedepannya tidak sampai mengganggu tumbuh kembang si kecil. Tindakan yang dilakukan dokter disesuaikan dengan tingkat keparahannya tersebut, mulai dari perawatan, terapi, hingga pembedahan.
Nah, jika mendapati bayi ibu mengalami gejala lip tie, ada baiknya segera berkonsultasi dengan dokter spesialis ya!