Jika membahas seputar kesehatan reproduksi wanita, kita sering mendengar istilah miom dan kista. Dua istilah tersebut cukup populer karena paling sering dialami wanita yang berusia produktif.
Miom dan kista atau kista ovarium, merupakan jenis gangguan pada organ reproduksi wanita berupa tumor jinak yang tumbuh di rahim. Meski tidak berbahaya, pada kondisi yang parah keduanya bisa menyebabkan rasa sakit pada bagian perut dan mempengaruhi kesuburan wanita.
Gejala yang dirasakan saat mengalaminya pun hampir mirip, seperti sakit pada saat berhubungan seks, sering buang air kecil atau kesulitan buang air kecil, perut kembung, dan perut buncit atau ada area perut yang menonjol. Gangguan miom pada periode berat berlangsung lebih dari 10 hari per bulan, terjadi pendarahan di antara siklus menstruasi, dan anemia.
Sementara kista yang parah menyebabkan rasa nyeri atau tekanan panggul di satu sisi, di punggung bawah dan paha, nyeri selama menstruasi, nyeri payudara. Karena kemiripan gejala tersebut, banyak yang menganggap antara miom dan kista sama. Tapi penting untuk diketahui bahwa keduanya sebenarnya berbeda, termasuk dalam penanganannya. Berikut penjelasan tentang perbedaan keduanya, yang dirangkum dari berbagai sumber:
- Bentuk
Miom berbentuk gumpalan daging atau serabut otot, karena berasal dari sel-sel otot rahim yang tumbuh secara abnormal yang terbentuk menjadi tumor jinak. Jumlahnya bisa satu atau lebih. Sedangkan kista berbentuk kantung berisi tumpukan cairan abnormal, gas atau udara, atau jenis zat lainnya.
- Letak
Miom atau disebut juga dengan fibroid uterus, tumbuh pada otot dinding rahim, baik di bagian dalam maupun di bagian luar. Sedangkan kista ovarium dapat tumbuh menempel pada rahim dan ovarium (indung telur), baik di bagian kanan, bagian kiri, maupun di kedua bagian ovarium. Sebagian kasus kista juga ditemukan tumbuh di saluran telur, vagina, hingga daerah vulva atau bagian luar kelamin.
- Penyebab
Berbagai referensi menyebutkan, penyebab terbentuknya miom belum diketahui secara pasti. Namun para ahli menduga, beberapa faktor yang meningkatkan risiko terbentuknya miom yakni hasil dari kombinasi hormon, genetika, faktor pertumbuhan lainnya, matriks ekstraseluler (ECM).
Sedangkan munculnya kista ovarium, biasanya berkaitan dengan fungsi ovarium. Setiap bulannya, ovarium akan menumbuhkan kista yang disebut dengan folikel. Selama ovulasi, folikel ini menghasilkan hormon, yakni estrogen dan progesteron, dan melepaskan sel telur. Gangguan kista dapat muncul setidaknya karena dua kondisi. Pertama, saat folikel melepaskan telurnya, ia memproduksi estrogen dan progesteron untuk proses pembuahan, yang dikenal sebagai korpus luteum. Ketika cairan menumpuk di dalam folikel, menyebabkan korpus luteum tumbuh menjadi kista. Ini disebut kista korpus luteum.
Kedua, ketika folikel tidak pecah atau melepaskan sel telur dan folikel terus membesar menjadi kista. Ini disebut dengan kista folikel.
- Penanganan
Untuk memastikan apakah itu miom ataukah kista, harus dilakukan pemeriksaan rahim lebih lanjut melalui USG atau CT-scan dan tes laboratorium. Jika dinilai tidak terlalu parah, biasanya dilakukan pengobatan berupa terapi hormon. Namun jika sudah parah, biasanya akan dilakukan operasi untuk pengangkatan miom maupun kista.